Sobat sudah mengenal Apa itu Microsoft Azure? Yups, Microsoft Azure atau sebelumnya dikenal dengan Windows Azure adalah sebuah layanan infrastruktur dan platform cloud computing dari Microsoft.
*Gambar diambil dari www.winbeta.org
Sebelum berbicara lebih jauh, saya mau menyinggung sedikit tentang arsitektur dasar dari client-server. Sebuah server haruslah memiliki resource dan spesifikasi yang mumpuni agar request dari client dapat diproses dengan baik dan menghasilkan result yang diharapkan. Atau jika tidak akan terjadi yang namanya lag atau yang lebih parahnya akan terjadi request time out dari sisi client. Pernahkah sobat membuka sebuah website dengan loading yang lambat atau bahkan mendapati pesan Error 408 Request Timeout? Hal ini terjadi karena ketidakmampuan server dalam memproses request dari client. Jadi, intinya more clients => more load => more resource to handle it.
Kualitas sebuah aplikasi, sebuah website, sebuah server dapat dinilai dari tiga kriteria, yakni :
- Availability atau ketersediaan yang artinya sebuah apps yang sobat miliki harus selalu berjalan (up and running) dan siap untuk menghandle request dari manapun dan kapanpun tanpa ada kendala apapun.
- Reliability atau kehandalan, berarti sebuah apps harus bisa menghandle request dari client dengan baik dan menghasilkan result yang diinginkan.
- Maintainability atau pemeliharaan, artinya apps yang sobat miliki harus ter-maintain dengan baik. Dalam artian jika terjadi suatu masalah pada web apps sobat dapat langsung ditangani atau direstore ke keadaan sebelumnya.
Lalu bagaimana supaya sebuah apps, sebuah website, sebuah server bisa memenuhi kriteria di atas? Untuk mencapainya, sebuah apps/server perlu memperluas sumber daya komputasi (resource compute) secara scale up dan scale out.
- Scale up. Sebuah istilah di mana resource dan power sebuah server perlu ditambah seperti menambah RAM, storage, dan sebagainya.
- Scale out. Sebuah istilah di mana request yang diterima oleh server akan di bagi secara paralel ke beberapa server lain. Scale out membutuhkan yang namanya load balancer agar request yang diterima terbagi dengan sempurna. Misalnya request kesatu akan diproses oleh server kesatu, request kedua akan diproses oleh server kedua, dan seterusnya.
Selain beberapa term/istilah di atas, sobat juga perlu mengerti tentang redundancy. Redundancy yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti kelebihan. Yang dimaksud kelebihan di sini yaitu kita melebihkan, menggandakan data/sistem yang ada. Bentuk dari redundancy adalah dengan membackup sistem/server utama. Misalnya, sobat memiliki sebuah server database utama, server ini kemudian down maka sobat dapat memindahkan request ke server database sementara, istilah ini dikenal dengan failover. Selain failover, ada juga yang namanya clustering dan geo-redendancy.
Untuk melakukan scale up dan scale out agar beberapa kriteria di atas dapat terpenuhi, bukanlah sebuah hal yang mudah dan tentu dengan biaya yang tak sedikit. Sobat pelu membeli perangkat baru, membeli lisensi software, memperkerjakan para profesional, dan tentu hal ini membutuhkan waktu yang lama.
Maka dari itu, hadirlah Microsoft Azure untuk memberikan solusi ini. Tanpa perlu repot melakukan perawatan, membeli lisensi software, dan sebagainya. Hanya dengan membuka portal azure, sobat dapat melakukan scale up dan scale out, analisis big data, dan melakukan kegiatan komputasi lainnya. Dan juga Microsoft Azure memiliki 4 prinsip dalam hal pembayaran, sehingga biaya yang dikeluarkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Prinsip pembayaran Microsoft Azure diantaranya :
- No upfront cost. Tanpa uang muka.
- No termination fees. Tanpa biaya tambahan.
- Pay for only what you use. Bayar sesuai dengan apa yang kita gunakan.
- Per minute billing. Melakukan pembayaran per menit.
^^Semoga Bermanfaat^^
Credit to :
https://channel9.msdn.com/Series/Microsoft-Azure-Fundamentals